7 Agu 2013

APLIKASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN VB 6.0

Hai sahabat bloger, lama juga ga' update neh so lagi di sibukkan oleh berbagai kegiatan terutama lagi sibuk mengikuti Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) sehingga lama ga' shared buat pengunjung blog saya informasi tentang seputar dunia informasi dan teknologi. Nah pada kesempatan kali ini saya akan men-shared buat teman-teman sebuah aplikasi buatan saya sendiri yaitu Aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru yang Studi kasusnya ditempat saya melaksanakan KKLP. Aplikasi ini saya buat dengan maksud untuk dapat memberikan solusi dan kemudahan pada Penerimaan Mahasiswa Baru di tempat tersebut. Walaupun Program ini sangat sederhana, namun itulah yang membuat saya semangat untuk belajar lebih banyak mengetahui bahasa-bahasa pemrograman yang telah dipelajari selama aktiv di kampus. Untuk itu sebelum saya beralih ke Tugas Akhir (SKRIPSI) saya luangkan waktu untuk berbagi ke sahabat blogger pengunjung setia blog ini. 

Ok langsung Aja kita lihat tampilan awal dari Program ini :

1 Nov 2012

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Tentang Buang Air Besar Fisiologis Pada Neonatus Di Wilayah Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri


Seiring bertambahnya usia bayi baru lahir, maka bayi baru lahir akan memiliki pola Buang Air Besar (BAB) yang bervariasi. Ketika bayi melakukan penyesuaian untuk mendapatkan makanan dari ASI atau susu formula, sistem pancernaannya juga akan perlu waktu untuk menyesuaikan. Pada awalnya ia mungkin sering buang air besar, terjadi setiap kali sesudah makan atau lebih sering lagi, dan tinjanya encer, seperti kerak susu. Warnanya bervariasi, dan pengeluarannya bisa sangat kuat. Ini semua adalah ciri normal dari bayi anda. Meskipun tinjanya encer, sejauh ia tampak tenang dia tidak di katakan diare (Kelly, Paula, 2002). Umumnya, bayi akan buang air besar kurang lebih 2-5 kali sehari hingga usia 6- 8 minggu. Tinja berbentuk cair seperti bubur, warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kuning kehijauan. Karena bayi terkesan sering buang air besar, maka tak jarang banyak orang tua yang khawatir bayinya mengalami diare, bahkan beberapa bayi ASI akan buang air besar setiap kali selesai menyusu. Dalam 4 hari pertama ASI banyak mengandung kolostrum yang sifatnya seperti pencahar, sehingga jangan heran bayi-bayi yang mendapat ASI eksklusif, sejak awal buang air besarnya sering seolaholah menderita diare. 

Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi dengan kejadian anemia pada kehamilan di desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri


Pada ibu hamil terjadi penambahan volume plasma darah yang tidak sebanding dengan penambahan massa sel darah merah, sehingga terjadi pengenceran darah. Penambahan volume plasma darah pada ibu hamil dapat mencapai 30 - 50 %. Sedangkan, peningkatan massa sel darah merah hanya 18 - 25 % saja. Akibatnya, terjadi penurunan kadar hemoglobin dalam darah yang mengakibatkan terjadinya anemia pada kehamilan. Penambahan volume plasma darah tersebut mulai timbul sejak usia kehamilan memasuki usia 8 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan antara 32 - 36 minggu (Sarwono Prawirohardjo, 2002 : 449).
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin disebabkan oleh peningkatan atau penambahan volume plasma darah, selain itu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi (malnutrisi) ibu sebelum dan saat hamil serta kurangnya zat besi yang terkandung dalam makanan (Rustam Mochtar, 1998 :145), untuk mengatasi hal itu diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan pangan sumber zat besi (http//www.geocities.com/ithonky1410oke/ hati_3. html). Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya zat besi untuk kehamilan menyebabkan ibu hamil tidak minum tablet besi secara rutin, hal ini mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan sehingga terjadi anemia. (Nina Herlina, Fauzia Djamilus. 2006:01)

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Risiko Tinggi Tentang Pemeriksaan Usg Kehamilan Di Rsia Melinda Kediri Periode Januari-Juni 2008


Kehamilan merupakan proses reproduksi normal dan alamiah. Seorang wanita disebut hamil jika mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Wanita hamil adalah manusia sehat yang mengalami beberapa perubahan (Adityawarman, 2002).
Kehamilan normal bisa memiliki risiko semua perlu perawatan agar ibu dan janin tetap dalam keadaan sehat. Sedangkan kehamilan akan menghadapi berbagai permasalahan yang dapat mengganggu proses persalinan. Kehamilan dengan masalah dikelompokkan kehamilan risiko tinggi yaitu keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin (IBG Manuaba, 1998). Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan satu lebih faktor risiko baik ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik ibu maupun janinnya (Poedji Rochjati, 2003). Apabila setiap abnormalitas dicurigai berdasarkan atas riwayat atau pemeriksaan fisik, maka pasien dirujuk ke pemeriksa dengan keahlian dalam ultrasonografi (Susan Martin Tucker, 2004).

Pengetahuan ibu hamil Trimester i tentang Emesis Gravidarum di wilayah kerja Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri


Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal di dalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa (Dorland, 2002). Konsepsi dan implantasi (nidasi) sebagai titik awal kehamilan menyebabkan keterlambatan datang bulan serta menimbulkan perubahan rohani dan jasmani. Keterlambatan datang bulan tersebut diikuti dengan perubahan subyektif seperti perasaan mual, ingin muntah, pusing kepala dan nafsu makan berkurang (Manuaba, IBG, 1999 ).
 Perasaan mual dan muntah sering dialami ibu yang sedang hamil muda. Angka kejadian mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida (Sarwono, 2002). Lacroix, dkk (2000) melaporkan, emesis gravidarum (mual muntah) terjadi 75% pada wanita hamil dan lamanya berlangsung sekitar 35 hari (www.infoibu.com.2005). Menurut Suririnah (2005), hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan 8–12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu (www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Meskipun emesis gravidarum ini sering disebut juga sebagai morning sickness yang artinya sering terjadi pada pagi hari, namun menurut penelitian, 80% dari emesis gravidarum terjadi sepanjang hari (www.infoibu.com.2005).