Seiring bertambahnya usia bayi baru
lahir, maka bayi baru lahir akan memiliki pola Buang Air Besar (BAB) yang
bervariasi. Ketika bayi melakukan penyesuaian untuk mendapatkan makanan dari
ASI atau susu formula, sistem pancernaannya juga akan perlu waktu untuk
menyesuaikan. Pada awalnya ia mungkin sering buang air besar, terjadi setiap
kali sesudah makan atau lebih sering lagi, dan tinjanya encer, seperti kerak
susu. Warnanya bervariasi, dan pengeluarannya bisa sangat kuat. Ini semua
adalah ciri normal dari bayi anda. Meskipun tinjanya encer, sejauh ia tampak
tenang dia tidak di katakan diare (Kelly, Paula, 2002). Umumnya, bayi akan buang air besar kurang lebih 2-5 kali
sehari hingga usia 6- 8 minggu. Tinja berbentuk cair seperti bubur, warnanya
pun bervariasi dari kuning hingga kuning kehijauan. Karena bayi terkesan sering
buang air besar, maka tak jarang banyak orang tua yang khawatir bayinya
mengalami diare, bahkan beberapa bayi ASI akan buang air besar setiap kali
selesai menyusu. Dalam 4 hari pertama ASI banyak mengandung kolostrum yang
sifatnya seperti pencahar, sehingga jangan heran bayi-bayi yang mendapat ASI
eksklusif, sejak awal buang air besarnya sering seolaholah menderita diare.
Dalam sebuah literatur, bahkan di katakan ada bayi yang buang air besar dalam 1
hari mencapai 20 kali namun tetap normal. Orang tua yang tidak mengerti keadaan
ini tentunya akan menganggap bayinya diare atau mencret, untuk itu perhatikan
keadaan sikecil, bila tidak rewel, anteng-anteng saja, dan tidak gelisah, maka
kemungkinan besar bayi tidak diare. (www.mahadewi.blogsome.com. 2006) Saat bayi
memasuki minggu pertama hingga kedua, pola buang air besar akan
berkarakteristik, feses bayi lebih encer dan lebih sering, terutama jika anda
menyusui sendiri. Ini normal, bukan diare dan tidak membutuhkan pengobatan
apapun, akan tetapi, jika berat badan bayi tidak bertambah, konsultasikan dengan
dokter. (Lyen, Kenneth. 2005).
Menurut dr.Eva J.Soelaeman, SpA Frekwensi BAB normal pada
bayi usia 0-6 bulan, pada bayi yang menyusu ASI adalah sehari 1-7 kali atau
bahkan 1-2 hari sekali, dengan catatan berat badan bayi terus bertambah sesuai
grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju Sehat. Jika terjadi sebaliknya, si
kecil harus menjalani pemeriksaan dokter Saat bayi memasuki usia sekitar lebih
dari 6 minggu, pola buang air besar akan berubah.
Awalnya orang tua khawatir karena bayinya sering buang air
besar, namun beberapa minggu kemudian terjadi kekhawatiran yang sebaliknya
yaitu orang tua khawatir bayinya mengalami sembelit. Pada usia ini bayi akan
jarang buang air besar, kondisi seperti ini normal terjadi pada bayi yang
mengkonsumsi ASI. Hal ini di sebabkan ASI di serap sempurna oleh bayi maka
tidak ada ampas yang di buang dalam bentuk tinja. Untuk membedakan hal itu
normal atau tidak, lakukan perabaan pada perut bagian kiri, jika tidak ada
benjolan, maka memang tidak ada yang perlu di keluarkan dari perut si bayi
(Soraya, Luluk. Baby Care. Tags: BAB Bayi ASI. 2008 Februari 21).
Bukan hanya soal frekuensi, warna dan bentuk feses yang
berbeda dari biasanya juga kerap menimbulkan kecemasan tersendiri, sebab itu
ibu perlu mengenal bagaimana warna dan bentuk feses pada bayi yang masih
dikatakan normal. (Kenali warna dan bentuk feses bayi. 26 Februari 2008). Pada
kenyataannya warna feses tergantung pada jumlah air empedu yang dikeluarkan
dari kantong empedu, semakin banyak air empedu yang dikeluarkan semakin hijau
feses bayi. Baik feses berwarna hijau atau kuning itu semua masih dikatakan
normal. (Lyen, Kenneth. 2005).
Dari study pendahuluan pada saat Praktek Kerja
Lapangan pada tanggal 10-29 Maret 2008, di Polindes Nambakan, desa Nambakan
Kecamatan Gampengrejo, kabupaten Kediri, didapatkan data sebanyak 9 bayi yang
berusia 0-28 hari, 4 Ibu diantaranya mengatakan bahwa bayinya Buang air besar
lebih dari 5x dalam 1 hari, di sertai konsistensi encer, sehingga Ibu
menganggap bayinya terkena diare. Sedangkan 2 Ibu, mengatakan bayinya
mengeluarkan feses berwarna agak kehijauan, dengan konsistensi lembek, karena
Ibu beranggapan bahwa bayi selalu mengeluarkan feses berwarna kuning, sehingga
Ibu merasa khawatir dengan hal tersebut. Karena kejadian hal di atas, Ibu beranggapan
bahwa bayinya mengalami diare, gangguan pada system pencernaan atau bahkan
menganggap Ibu sendiri yang salah makan, sehingga Ibu tarak terhadap suatu
makanan tertentu. Dari data yang didapat di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti Hubungan Pengetahuan Dengan tingkat Kecemasan Ibu Tentang Buang Air
Besar Fisiologis Pada Neonatus.
Password : e06W2P19
seneng ketemu kreasi blog blogger makassar
BalasHapussalam dari blogger makassar juga
#sukmagie