Pada ibu hamil terjadi penambahan
volume plasma darah yang tidak sebanding dengan penambahan massa sel darah
merah, sehingga terjadi pengenceran darah. Penambahan volume plasma darah pada
ibu hamil dapat mencapai 30 - 50 %. Sedangkan, peningkatan massa sel darah
merah hanya 18 - 25 % saja. Akibatnya, terjadi penurunan kadar hemoglobin dalam
darah yang mengakibatkan terjadinya anemia pada kehamilan. Penambahan volume
plasma darah tersebut mulai timbul sejak usia kehamilan memasuki usia 8 minggu
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan antara 32 - 36 minggu (Sarwono
Prawirohardjo, 2002 : 449).
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin disebabkan oleh
peningkatan atau penambahan volume plasma darah, selain itu disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi (malnutrisi) ibu sebelum dan saat hamil serta kurangnya
zat besi yang terkandung dalam makanan (Rustam Mochtar, 1998 :145), untuk
mengatasi hal itu diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan pangan
sumber zat besi (http//www.geocities.com/ithonky1410oke/ hati_3. html).
Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya zat besi untuk kehamilan menyebabkan
ibu hamil tidak minum tablet besi secara rutin, hal ini mengakibatkan tidak
terjadinya peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan sehingga terjadi
anemia. (Nina Herlina, Fauzia Djamilus. 2006:01)
Normalnya kadar hemoglobin pada tidak wanita hamil yaitu
berkisar antara 12 -15 gr% (Rustam Mochtar, 1998 : 145). Seorang wanita hamil
dikatakan menderita anemia jika kadar hemoglobin dalam darah <11 gr%.
(Poedji Rochjati, 2003 : 55) Anemia sangat berpengaruh terhadap kehamilan,
persalinan, dan nifas. Bahaya anemia terhadap kehamilan yaitu diantaranya dapat
mengakibatkan terjadinya keguguran (abortus), prematuritas, hambatan tumbuh
kembang janin dalan rahim, mudah terjadi infeksi, serta dapat mengakibatkan
perdarahan antepartum. Pada persalinan, anemia dapat mengakibatkan gangguan
pada his ataupun kekuatan mengejan, retensio plasenta, perdarahan karena atonia
uteri, dan juga dapat terjadi partus lama atau kasep. Pada nifas dapat terjadi
subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, anemia juga
menyebabkan mudahnya terjadi infeksi puerperium. (Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 :
31-32)
WHO menyatakan bahwa pada tahun 2006 kematian ibu yang
menderita anemia sebesar 70 %, sedangkan yang tidak menderita anemia sebesar
19,7 %. (http://id.wikipedia.org/wiki/anemia) Menurut WHO, pada tahun 2006
diseluruh dunia frekuensi terjadinya anemia dalam kehamilan dapat dikatakan
cukup tinggi, berkisar antara 20-29%. Karena defisiensi makanan memegang
peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat dipahami bahwa
frekuensi angka terjadinya anemia di negara-negara berkembang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan di negara-negara maju.
(http://id.wikipedia.org/wiki/anemia).
Di Indonesia juga menunjukkan angka kejadian anemia yang
cukup tinggi, hal ini terbukti dengan didapatkannya 63,5 % ibu hamil menderita
anemia. (www.kompas.com/kompas-cetak/iptek/besi42.htm). Sedangkan di Jawa Timur
sebesar 40%. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/jatim/ fata26.htm). Dari data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, di Kota Kediri pada tahun 2005
sebesar 2,87% yaitu 109 dari 3797 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2006
mengalami penurunan menjadi sebesar 2,85% yaitu 71 dari 2491 ibu hamil, dan
pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi sebesar 3,67% yaitu 139 dari 3787
ibu hamil.
Hasil studi pendahuluan di Desa Menang Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri, pada bulan Maret tahun 2008 diperoleh 64 % ibu hamil
menderita anemia yaitu 18 dari 28 ibu hamil mempunyai kadar Hb <11gr%.
Setelah dilakukan studi lebih lanjut,dari hasil wawancara diperoleh 3 orang
dari 18 ibu hamil penderita anemia tersebut mempunyai pengetahuan yang masih
kurang tentang anemia dan pentingnya zat besi, ibu hamil tersebut beranggapan
bahwa zat besi hanyalah obat rutin yang diberikan bidan dan lebih memperdulikan
efek samping dari mengkonsumsi tablet penambah darah dibandingkan manfaat yang
akan diperoleh. Dari uraian di atas dan dengan adanya angka kejadian anemia
pada kehamilan yang terhitung cukup tinggi, maka hal tersebut mendorong penulis
untuk melakukan suatu penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya zat besi dengan kejadian anemia pada kehamilan.
Download : Hubungantingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi dengan kejadian anemia padakehamilan di desa Menang KecamatanPagu Kabupaten Kediri
Password : UUO34KKN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Sopan Dan Kami Sangat tidak menghargai Komentar SPAM