Kehamilan merupakan keadaan
mengandung embrio atau fetal di dalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan
spermatozoa (Dorland, 2002). Konsepsi dan implantasi (nidasi) sebagai titik
awal kehamilan menyebabkan keterlambatan datang bulan serta menimbulkan
perubahan rohani dan jasmani. Keterlambatan datang bulan tersebut diikuti
dengan perubahan subyektif seperti perasaan mual, ingin muntah, pusing kepala
dan nafsu makan berkurang (Manuaba, IBG, 1999 ).
Perasaan mual dan muntah sering dialami ibu yang sedang
hamil muda. Angka kejadian mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan
40-60% multigravida (Sarwono, 2002). Lacroix, dkk (2000) melaporkan, emesis
gravidarum (mual muntah) terjadi 75% pada wanita hamil dan lamanya berlangsung
sekitar 35 hari (www.infoibu.com.2005). Menurut Suririnah (2005), hampir 50-90%
dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama
kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia
kehamilan 8–12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya
berhenti di usia kehamilan 16 minggu
(www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Meskipun emesis
gravidarum ini sering disebut juga sebagai morning sickness yang artinya sering
terjadi pada pagi hari, namun menurut penelitian, 80% dari emesis gravidarum
terjadi sepanjang hari (www.infoibu.com.2005).
Banyak yang mempertanyakan penyebab dari emesis gravidarum
ini. Pertanyaan ini dijawab Goodwin, dkk (1994) bahwa penyebab dari emesis
gravidarum adalah terjadinya peningkatan kadar hormon dan pengaruh perubahan
psikologis yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan hormon ini direspon berbeda
oleh wanita hamil, sehingga memiliki derajat mual yang berbeda-beda. Ada yang
tidak merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa
sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis
gravidarum) (www.infoibu.com.2005).
Para peneliti dari Liverpool University menyebutkan bahwa
pada awal masa kehamilan, morning sickness seringkali merupakan hari yang
sangat menakutkan bagi ibu hamil. Hal itu sering menyebabkan menurunnya nafsu
makan dan kurangnya asupan makanan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan
masa yang penting bagi perkembangan janin.
(www.tempointeraktif.com/medika/arsip/122002/art-2.htm). Berdasarkan suatu
kajian bahwa 95% wanita yang mempunyai diet yang baik akan mempunyai bayi yang
sehat dan dari wanita yang makan gizi buruk hanya 8% mempunyai bayi dengan
kesehatan baik (Curtis, G, 2000).
Berdasarkan data kunjungan di ruang BKIA Puskesmas Ngasem
Kecamatan Gampengrejo periode bulan Januari – Maret 2008 diperoleh data 166 ibu
hamil yang periksa meliputi TM I sejumlah 53 orang, TM II sejumlah 80 orang,
dan TM III sejumlah 33 orang. Dari data tersebut terdapat 71 ibu hamil yang
mengeluhkan mual muntah yang terdiri dari 53 ibu hamil TM I dan 18 ibu hamil TM
II. Sedangkan menurut studi pendahuluan pada waktu pendataan PKL yang dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo pada tanggal 10-14
Maret 2008 didapatkan data ibu hamil yang mengalami mual muntah di Desa
Sumberejo sejumlah 9 dari 33 ibu hamil, Desa Nambaan sejumlah 9 dari 35 ibu
hamil dan Desa Toyoresmi sejumlah 8 dari 32 ibu hamil.
Disadari penulis bahwa pengetahuan sangat
mendasari terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan (Notoatmodjo, S, 2003). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
meneliti gambaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum.
Download : Pengetahuanibu hamil Trimester i tentang Emesis Gravidarum di wilayah kerja Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo KabupatenKediri
Password : xn5NJHxU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Sopan Dan Kami Sangat tidak menghargai Komentar SPAM